Ayatayat Al-Quran tentang Toleransi: Surah Al-Baqarah Ayat 256. "Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak
AyatQur'an tentang Jibril pembawa al-Qur'an yang berbahasa Arab × Pesantren Indeks Pesantren [A-Z] Daftar Lembaga Pendidikan Lainnya Perguruan Tinggi Sekolah Islam Panti Asuhan List Pesantren [Update Terbaru] Laporan Donasi Tanpa Kutip
Ayatayat Al-Quran Tentang Shalat: Q.S Al-Baqarah: 45. وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ. "Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) melalui sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat, kecuali bagi
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd. PengantarBenarkah ada versi alquran? Kalau benar, apa saja perbedaannya? Apakah perbedaan ini menghasilkan makna yang berbeda? Apa itu qiraat? Artikel ini menjelaskan suatu hal yang tidak diketahui oleh banyak umat islam dan memberikan penenangan bagi mereka yang mau feature image BasmallahBismillaahir Rahmaanir RahiimAlhamdulillaahi Rabbil Aalamiin, yang berkat karuniaNya kita memiliki kesehatan dan kesempatan untuk sama-sama belajar Shalawat dan salam juga selalu kita limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, dan semoga hal yang sama juga terlimpah untuk keluarganya, sahabatnya dan kita semua sebagai pengikutnyaAssalaamu alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh Pendahuluan Satu fakta yang tidak diketahui kebanyakan muslim adalah bahwa alquran itu memiliki banyak versi seperti injil yang isinya berbeda, tapi versi dalam artian perbedaan jumlah ayat atau bunyi begitu, hal ini tidak membawa perbedaan dalam pesan ayat diibaratkan ini mirip dengan buku berupa tulisan dan tetap sama, tetapi berbeda cara ini pun sebenarnya dibenarkan oleh sumber paling utama yaitu nabi muhammad saw sebagai penerima Islam secara mayoritas biasanya tidak sadar mengenai perbedaan karena perbedaan yang ada ini hanya akan dirasakan oleh segelintir umat islam mayoritas umat islam hampir pasti tidak akan pernah merasakan perbedaan ini sama sekali, karena mereka selalu menggunakan versi alquran yang tempat tinggal umat islam yang “alqurannya berbeda” ini biasanya berada di afrika utara, seperti libya, maroko, aljazair dsb. Ada juga yang berada di afrika tengah dan sebagian kecil timur muslim yang tidak tinggal di negara-negara itu, hampir pasti tidak akan pernah bertemu dengan versi alquran lainnya ada yang bertanya, versi mana yang paling benar? Insya Allah jawabannya adalah versi mayoritas hafs memiliki kelebihan dalam utak atik matematika alquran, seperti perhitungan jumlah huruf di suatu ayat versi hafs yang bisa menghasilkan kesetimbangan dan ketepatan matematis, bukan versi diketahui juga, pengetahuan terhadap keterjagaan alquran di sini tidaklah begitu diperlukan dalam pengkaji alquran sebenarnya cukup menggunakan postulat keterjagaan sisi seorang muslim, ini juga bagian keimanan, sama seperti keimanan kepada hal-hal tentu saja adanya pengetahuan akan jauh lebih membawa kebaikan daripada ketiadaan pengetahuan mengenai keterjagaan alquranKegunaan utama jelas adalah seorang muslim yang memiliki pengetahuan ini tidak akan mudah dipengaruhi oleh propaganda anti memahami bahwa keterjagaan alquran bersifat obyektif, maka keimanan seseorang akan semakin ini juga semakin meneguhkan sifat keobyektifan dan kekonsistenan agama islam, suatu semangat dasar akhirnya, mengetahui hal ini juga akan membantu dalam menahan munculnya sikap mengetahui dinamika tersebarnya umat islam, seorang muslim tidak akan bersikap sok benar, merasa ahli surga karena untuk hal-hal yang bisa dikatakan primer, yaitu keterjagaan alquran, ada perbedaan di kalangan umat islam yang mutlak harus ditoleransi dan sini, semangat yang sama, juga haruslah lebih diterima lagi untuk hal-hal yang ini tentu saja selama tidak ada yang membawa keburukan, baik terhadap penyerahan diri kepada Allah atau akhirnya, kalau suatu paham membawa keburukan maka jelas mutlak harus mengenai perbedaan versi alquranPerbedaan versi alquran utamanya terkait dengan dua adalah perbedaan jumlah ayat. Situasi ini terjadi akibat perbedaan tanda berhenti penanda ayat, yang berefek pada perbedaan jumlah adalah perbedaan bacaan alquran, kata yang digunakan, dan kadangkala juga sedikit makna. Situasi ini terjadi akibat perbedaan dialek bahasa arab yang digunakan. Meskipun begitu, hal ini tidak akan mengakibatkan perbedaan makna atau pesan yang disampaikan oleh suatu ayat diketahui, perbedaan ini tidak ada hubungannya dengan hadits mengenai tujuh catatan sejarah, khalifah utsman ra sudah membakar semua arhuf selain arhuf quraisi. Dari sini, hadits tujuh arhuf tidak memiliki kegunaan lagi, karena sejak masa utsman ra sudah tersisa satu yang tersisa adalah metode perbacaan atau setelah utsman ra memusnahkan semua arhuf dan menyisakan satu saja, dirinya memberikan salinan alquran kepada umat islam di daerah berbeda. Tiap alquran itu dibaca secara berbeda oleh masing-masing masyarakat di tempat yang berbeda, akibat perbedaan dialek, logat ini seperti orang yang menuliskan surat dalam bahasa inggris, dan kemudian memberikan surat tersebut kepada orang-orang yang berbahasa inggris, tapi di daerah berbeda, seperti amerika, kanada, inggris dsb. Di sini semua surat tersebut, meskipun memiliki isi sama, tapi bunyi/suara pembacaan akan diketahui, perbedaan ini sebenarnya diajarkan oleh rasulullah karena ketika beliau mengajarkan islam kepada masyarakat yang berbeda kabilah/suku dengan dirinya, beliau menyesuaikan pembacaan alquran agar lebih sesuai dan mudah untuk lidah perbedaan ini diakibatkan oleh syiar qiraatUntuk diketahui, pada masa penulisan awal alquran, ayat alquran tidak memiliki tanda harakat, tanda titik islam pada masa itu, sebagian besar arab, sudah bisa memasukkan semua tanda tersebut ke dalam huruf arab lambat laun, islam berkembang dan tidak semua muslim baru adalah orang arab yang bisa membaca arab gundul tanpa harakat atau sinilah dilaksanakan penulisan alquran dengan harakat, tanda titik dsb. Penulisan ini disebut qiraat bisa dianggap sebagai ilmu untuk membantu orang non arab dalam membaca tulisan alquran masa awal, dengan memberikan tanda harakat, tanda titik alquran dengan harakat huruf vokal dilakukan mengikuti kebiasaan masyarakat setempat. Karena alquran sebelumnya sudah dibaca secara berbeda, oleh masyarakat yang berbeda, maka dari sinilah muncullah berbagai macam qiraat ini seperti penulisan logat/dialek secara resmi. Semua qiraat yang dibuat adalah qiraat yang sudah disepakati dan ditelusuri memiliki riwayat pengajaran kepada nabi muhammad semua qiraat sebenarnya adalah alquran yang sama, yang sama-sama diajarkan rasulullah apabila ada perbedaan pada pembacaan alquran, atau alquran yang dianggap berbeda dsb, sebenarnya itu hanyalah perbedaan qiraat, yang tidak menghasilkan perbedaan pada pesan/makna qiraatContoh paling gampang adalah kata Allah. Ada alquran dimana kata Allah itu vokal keduanya panjang Allaah dan ada juga yang pendek Allah.Biasanya kalau di indonesia yang dipakai adalah versi panjang, sedangkan versi pendek biasanya terbitan luar negeri. Keduanya sama saja maknanya dan merujuk pada Zat yang kadangkala dalam bahasa arab, perbedaan panjang pendek suatu vokal bisa menghasilkan makna yang jauh berbeda, sebagai contoh kata “la” pendek dan “laa” panjang. Tapi dalam situasi ini tidak demikian adanya. Untuk contoh-contoh lain bisa anda lihat di video ini. Apabila anda perhatikan, qiraat di sana, utamanya hanyalah perbedaan tanda harakat, dari yang “alaihim” menjadi “alaihum” dsb. Ini karena alquran utsmani tidak disebarkan dengan tanda harakat, masyarakat arab di daerah yang mengisi vokal harakat itu sesuai logat/dialek/kebiasaan qiraat dan ahrufApa Yang Dimaksud Dengan Ilmu Qiraat?Sekilas perkembangan huruf arabGaris hitam adalah rasm, yang sudah ada sebelum masa islam. Titik merah ijam, syakal adalah penanda titik untuk membedakan huruf-huruf yang bentuknya mirip. Garis biru adalah harakat sebagai bunyi vokalGambar di atas adalah bentuk tulisan arab tulisan arab ketika utsman menyebarkan salinan alquran, hanya berupa huruf-huruf konsonan yang berwarna hitam. Pada waktu itu belum ada tanda titik yang berwarna merah ijam dan juga tanda vokal harakat yang berwarna penutur arab sendiri yang harus mengisinya sesuai logat, kebiasaan dilihat juga, tanpa ada ada tanda titik merah, sulit bagi yang tidak bisa berbahasa arab untuk membedakan apakah akhir ayat tersebut harus berakhiran “nun” atau “ba” atau “ta” setelah islam berkembang, muncullah tanda merah untuk membantu muslim non arab yang tidak bisa membedakan huruf-huruf arab tersebut dalam membaca alquran. Sekaligus tanda biru untuk mereka yang tidak bisa memberikan harakat sendiri ilmu nahwu sharaf.Jadi warna merah ijam, syakal dan biru harakat sebenarnya adalah perkembangan bahasa arab untuk mempermudah non arab dalam membaca tulisan alquran arab. Pada masa sekarang juga, tulisan bahasa arab biasanya tidak memiliki tanda harakat biru, tapi tanda ijam merah biasanya tetap harakat biasanya hanya dipakai untuk menulis bacaan alquran seperti “alaihim” dan “alaihum” adalah perbedaan dalam mengisi warna perbedaan lainnya, huruf yang digunakan, terjadi dalam mengisi titik warna begitu, perbedaan huruf ini tidak menimbulkan perbedaan dalam pesan alquran dalam jumlah ayatPerbedaan paling jelas dalam qiraat adalah perbedaan jumlah ini perlu dipahami bagaimana pembentukan ayat oleh para ketahui bersama bahwa alquran diturunkan dalam bentuk suara yang didengar oleh rasulullah beliau menerima wahyu, beliau kemudian melafalkannya kepada para ini, barulah para sahabat menuliskan pelafalan itu ke dalam bentuk tulisan sahabat mengenai alquran ini diberikan penanda ketika rasulullah saw berhenti sejenak dalam pelafalan alquran beliau. Penanda tersebut biasanya menandakan ayat, tapi tidak dikarenakan suatu waktu rasulullah saw berhenti cukup panjang, sehingga tidak ada keraguan bahwa itu adalah berhenti karena ayat. Tapi dalam waktu lain, beliau sering juga hanya berhenti sebentar, dan kadangkala juga tidak berhenti sinilah, penulisan tanda berhenti tidaklah mutlak, yang menyebabkan penanda ayat sering tidak disepakati secara utsman ra menyebarkan mushaf ke daerah umat islam, untuk diingat lagi, bentuk arabnya adalah gundul, yang sangat sederhana, yang tidak ada tanda titik ada tanda berhenti, tapi tanda berhenti ini tidaklah mutlak menandakan ayat, karena banyak juga yang hanya jeda pendek mengambil nafas dsb. Masyarakat suatu daerah yang kemudian membacanya dan menganggapnya berhenti panjang sebagai ayat, atau sekedar berhenti pendek mengambil nafas, berhenti panjang tapi bisa dilanjutkan dsb, sesuai kebiasaan sini terjadi pembedaan antara satu daerah dan daerah lain dalam kaitannya dengan pembacaan tanda berhenti di dalam dilakukan pembentukan qiraat, permasalahan tanda berhenti ini diperbaiki secara waktu yang lama dianggap sebagai penanda akhir ayat. Tapi kadangkala untuk ayat yang sama, rasulullah kadangkala melafalkannya dengan penyambungan, ini sebabnya ada tanda dilarang berhenti LamAlif di akhir ayat, sebagai penanda meskipun akhir ayat dapat dibaca bersambung sinilah jumlah ayat untuk tiap qiraat menjadi versi tanda berhenti ayatContohnya adalah surat versi alquran versi normal di indonesia dimana alfatihah dimulai dari basmallah dan ayat ke-7 tergolong ada juga versi alquran lain diberi nama versi asing dimana alfatihah dimulai dari alhamdulillah dan ayat ke-7 versi normal terbagi dua, dimana ayat ke-6 diakhiri “alaihim”, dan ayat ke-7 dimulai dari kata “ghairi”.Jadi perbedaan diantara dua versi tersebut sebenarnya hanyalah perbedaan tanda berhenti yang dianggap sebagai ayat saja. Tapi secara keseluruhan tidak ada alquran dimana misalkan ayat ke-7 surat al-fatihah nyasar misalkan ke surat isi alquran, huruf-hurufnya secara berurutan, semua isinya cenderung selalu sama lagi-lagi ada perbedaan qiraat yang menyebabkan perbedaan huruf, bukan hanya harakat.Kalau ada perbedaan, maka itu terletak pada tempat berhenti penanda ayat, yang menyebabkan beberapa surat di alquran versi A memiliki perbedaan ayat daripada alquran versi B sebabnya ada banyak versi jumlah ayat alquran, ada yang bilang 6236, 6214, 6616 apabila isi dari semua alquran itu diperbandingkan, maka isinya selalu cenderung sama, secara urutan kata, dari al-fatihah sampai alquran dalam bunyi bacaanSelain perbedaan harakat dan tanda berhenti, yang menyebabkan perbedaan jumlah ayat, perbedaan lain adalah perbedaan huruf yang dipakai, yang berarti adalah perbedaan makna sebenarnya memang benar kalau dikatakan ada versi alquran dalam artian ada sebagian kata yang dipakai meskipun begitu semua alquran tersebut selalu memiliki makna/pesan yang sini kita akan menggunakan contoh alquran hafs umum dipakai di dunia dan warsh biasanya di afrika utara.Contoh ayat 285Salah satu perbedaan alquran hafs dan warsh adalah perbedaan di akhir ayat 2 kamu Bani Israel membunuh dirimu saudaramu sebangsa dan mengusir segolongan daripada kamu dari kampung halamannya. kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu juga terlarang bagimu. Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab Taurat dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian dari padamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu/mereka 285Perhatikan kata yang dicetak tebal kamu dan meraka. Alquran hafs menggunakan redaksi “kamu perbuat” ta’maluun, dan warsh menggunakan redaksi “mereka perbuat” ya’maluun.Bagi orang yang tidak mengerti, atau memang berusaha mendiskreditkan alquran, maka perbedaan ini jelas adalah perbedaan apabila dikaji secara mendalam, sebenarnya tidaklah demikian karena kedua jenis kata itu, kata “kamu” atau “mereka”, semua tetap merujuk pada pihak yang sama yaitu bani versi hafs, seperti tidak ada jeda dengan kalimat sebelumnya. Jadi seorang pembaca alquran akan bisa menyimpulkan bahwa “kamu” merujuk sama dengan “kamu” di bagian depan ayat, yaitu bani pada versi warsh, kalimat ini seperti terpisah, dan terjeda, dan alquran seperti menutup ayat dengan berbicara kepada pembacanya. Akibatnya, di sini alquran tidak menggunakan redaksi “kamu”, tetapi “mereka” untuk tetap merujuk kepada bani kedua versi tersebut, hafs atau warsh, semuanya memiliki makna dan pesan sama, yaitu Allah SWT tidak lengah terhadap apa yang bani israil kamu/mereka memang harus diakui, ini adalah kata yang berbeda, tetapi merujuk pada suatu hal yang sama, dan pada akhirnya pesan ayat yang juga muasal perbedaan ini Seperti sudah dijelaskan, ketika mushaf utsman ra disebarkan, tulisan arab masih berupa tulisan arab gundul, yang tidak memiliki tanda titik sini, sebenarnya pada waktu itu, tidak ada mekanisme sama sekali untuk membedakan huruf-huruf arab yang memiliki bentuk depan atau tengah atau belakang sama. Contoh huruf semacam ini adalah huruf “ya” dua titik dibawah, “ta” dua titik di atas, “ba” satu titik di bawah, “nun” satu titik di atas, tsa tiga titik di atas.Semua huruf tersebut tidak bisa dibedakan, dan hanya kebiasaan serta pengetahuan orang arab terhadap bahasa arab yang membuat mereka bisa kebiasaan serta pengetahuan ini juga terpengaruh dari logat, dialek sinilah, tidak semua masyarakat akan membaca suatu bentuk depan sebagai “ya”, sebagian lain akan membacanya sebagai “ta”. Inilah sebabnya bisa muncul perbedaan “ya’maluun” dan “ta’ ada perbedaan lain lagiSelain dari semua perbedaan di atas, perbedaan harakat, perbedaan terhadap jumlah ayat, dan perbedaan terhadap huruf-huruf yang bentuknya sama yang ada tanda titiknya, yang semuanya diakibatkan qiraat, tidak ada lagi perbedaan di antara semua alquran yang beredar di kalau ada yang mengklaim ada perbedaan dalam bentuk partikel seperti “dan wawu” yang hilang, atau ada kata yang hilang, atau ayat yang hilang, maka hal itu tidak usah bukti terhadap perbedaan semacam itu tidak ada yang bersifat obyektif, dan hanya klaim sepihak dari mereka yang tidak ingin mengakui kesempurnaan bagi TIAPerbedaan dalam “versi” alquran ini bagi kelompok konvensional jelas tidak akan terasa membawa jauh adalah paksaan untuk menumbuhkan sikap bertoleransi sesama umat bagi pengkaji alquran dengan TIA, perbedaan ini memiliki manfaat yang sangat adanya versi alquran ini, tapi semuanya selalu berpijak pada aturan bahwa alquran terjaga dan selalu benar, maka ini memberikan pengkaji alquran dengan TIA tambahan data untuk memahami suatu ayat dengan lebih baik contoh adalah di ayat 285 alquran, anggap saja menggunakan versi hafs, juga tidak bisa berbahasa arab, bisa saja memaknai kata “kamu” bukan merujuk kepada bani israil, tetapi pembaca saja ini utamanya terjadi karena ketidaktelitian, karena kalau menggunakan aturan kuanta, maka makna kata “kamu” bisa merujuk pada bani israil atau pembaca sini haruslah dilakukan analisa dengan lebih mendalam lagi, dan hampir bisa dipastikan jawabannya adalah bani israil karena penggunaan tanda berhenti ilmu tajwid, dimana yang status berhenti di situ kurang apabila dikaji juga dengan versi warsh, seorang pengkaji alquran tidak perlu memikirkan kembali apakah kata “kamu” merujuk kepada pembaca alquran atau bani israil, ini karena jawabannya sangatlah jelas yaitu bani sini, versi alquran yang berbeda justru membantu dalam memahami alquran dengan lebih baik, mencegah terjadinya kesalahan pemahaman atau Tafsir Ilmiah AlquranPenutupMeskipun tidak semua alquran yang beredar di dunia sama persis, situasi ini bukan sesuatu yang perlu karena semuanya selalu memiliki kesamaan terhadap makna/pesan yang ini juga seharusnya memberikan pelajaran kepada umat islam untuk harus selalu bertoleransi terhadap kegiatan keagamaan yang akhirnya, fungsi utama alquran bukanlah sekedar bahan bacaan belaka. Tetapi sebagai pedoman, petunjuk yang lengkap dan terperinci untuk umat Laam Raa, inilah suatu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci yang diturunkan dari sisi Allah yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu,QS 111Wallaahu a’lam bish-shawaabdan Hanya Allah SWT yang Maha MengetahuiWassalaamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuhAnda merasa tulisan ini bermanfaat?Tolong bantu kami dan orang lain dengan menyebarkannyaTerima kasihBacaan lainDaftar perbedaan qiraat harf dan warsh
Mengapa Ulama Berbeda Pendapat Soal Jumlah Ayat Alquran?. Foto Seorang anak membaca Alquran. Ilustrasi Muslim. Ilustrasi anak Muslim. – Ayat-ayat Alquran hanya ditetapkan melalui riwayat dari Rasulullah SAW taufiqiy, dan dia bukanlah ruang lingkup ijtihad manusia. Namun, para ulama tetap berselisih pendapat mengenai jumlah ayat Alquran dalam bentuk angka. Nur Faizin dalam buku Tema Kontroversial Ulumul Quran menjelaskan, meski terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai jumlah ayat-ayat Alquran secara angka, namun hal itu tidak memunculkan keraguan seputar otentisitas Alquran. Sebab seluruh ulama terdahulu hingga sekarang sepakat bahwa yang dimaksud Alquran adalah yang tertulis dalam mushaf. Mulai dari Surah Al-Fatihah hingga Surah An-Nas tanpa penambahan atau pengurangan. Para ulama hanya berbeda pandangan dalam beberapa rumusan penghitungan ayat-ayat Alquran. Sebab-sebab perbedaan rumusan itu dapat diringkas ke dalam tiga huruf-huruf hijaiyah di awal beberapa surat. Kedua, basmalah, sebagian ulama menghitungnya sebagai dua ayat yang independen, sementara ulama yang lain tidak. Ketiga, perselisihan sahabat ketika mendengar bacaan Alquran Rasulullah SAW, antara bacaan yang berhenti karena memang akhir ayat dan yang berhenti karena waqaf. Sebagian sahabat meriwayatkannya sebagai ayat dan yang lain tidak. Imam Abu Amar Ad-Dhaniy mengatakan, para ulama menyepakati bilangan sebagai jumlah ayat Alquran, namun selebihnya mereka berselisih. Imam As-Suyuthi menukil Abdullah Al-Mushiliy bahwa ulama-ulama yang berselisih dalam jumlah ayat Alquran adalah ulama ahli Madinah, Makkah, Syam, Bashrah, dan pendapat mereka memiliki mata rantai sanad sampai kepada sahabat, sebagaimana dijelaskan secara terperinci dalam kitabnya Al-Itqan fi Ulum Alquran. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
Ilustrasi membaca Alquran. Foto Chaideer Mahyuddin/ adalah kitab suci utama dalam agama Islam Kalam Allah SWT, yang dipercayai Muslim bahwa kitab ini diturunkan oleh Allah, yang diturunkan kepada Nabi Muhammad ayat Alquran beserta terjemahan menurut Kemenag RI tentang tanggung jawab Al-Ma'idah Ayat 42سَمّٰعُوْنَ لِلْكَذِبِ اَكّٰلُوْنَ لِلسُّحْتِۗ فَاِنْ جَاۤءُوْكَ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ اَوْ اَعْرِضْ عَنْهُمْ ۚوَاِنْ تُعْرِضْ عَنْهُمْ فَلَنْ يَّضُرُّوْكَ شَيْـًٔا ۗ وَاِنْ حَكَمْتَ فَاحْكُمْ بَيْنَهُمْ بِالْقِسْطِۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَMereka orang-orang Yahudi itu sangat suka mendengar berita bohong lagi banyak memakan makanan yang haram. Maka, jika mereka datang kepadamu Nabi Muhammad untuk meminta putusan, berilah putusan di antara mereka atau berpalinglah dari mereka. Jika engkau berpaling, mereka tidak akan membahayakanmu sedikit pun. Akan tetapi, jika engkau memutuskan perkara mereka, putuskanlah dengan adil. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang selaku penulis sangat terbuka apabila pembaca memiliki kritik dan saran. Silahkan hubungi kami melalui alamat surel berikut [email protected]
ayat alquran tentang perbedaan